Natal Ranah nan Data

NATAL adalah kota terpencil di Pesisir Pantai Barat Sumatera Utara dengan sejarah besar. dari sinilah agama Islam mulai tumbuh dan menyebar ke tanah Mandailing (Tapanuli) oleh para ulama sufi, ulama-ulama sufi ini ada yang belajar di pantai barat dan juga pantai timur sumatera. sejarah daerah ini cukup panjang, mulai berabad lalu ketika kapal-kapal asing berlabuh dan mencari hasil bumi di natal. jejak petualang-petualang besar dunia yang dikhabarkan pernah singgah di natal antara lain Marcopolo dan Eugene Duboi.

dahulu, natal adalah kota pelabuhan penting di Muara Batang Natal (Sungai Natal), tempat berlabuhnya kapal-kapal besar. gambaran itu dikisahkan sejarawan terkenal Inggris, berdarah Irlandia kelahiran Dublin, William Marsden (1754 - 1836) yang pernah tinggal beberapa tahun di natal, beliau pernah menjabat Residen dan Komandan Militer Riau (kepulauan Riau) Residen Komandan Militer Pantai Barat Sumatera. namanya menjadi terkenal karena bukunya "The History of Sumatera" edisi pertama yang terbit di London tahun 1783 yang telah menjadi rujukan asal muasal pulau sumatera. Marsden menyatakan, natal adalah basis yang strategis untuk perdagangan dengan Aceh, Riau dan Minangkabau. daerah ini memiliki emas berkualitas paling tinggi, memiliki sarang burung walet alami yang berkualitas sangat baik. natal pun memiliki kawasan pantai yang cukup panjang, sekitar 170 kilometer, dan ini adalah garis pantai kabupaten terpanjang di Sumatera Utara. beberapa waktu silam juga didapat dari hasil penelitian bahwa di sekitar Km. 16 pantai natal memiliki kandungan minyak bumi. Marsden lebih lanjut juga menyebutkan bahwa Sumatera memiliki potensi ekonomi sangat kuat, diantaranya adalah komoditi-komoditi hasil hutan, bahan mineral maupun rempah-rempah. dalam "perjalanan keliling" Marsden ia telah melukiskan biografi masyarakat sumatera yang unik.

Nama Natal
ada banyak histori tentang nama daerah ini, diantaranya, ada yang menyebut nama Natal berasal dari ungkapan bahasa Minangkabau yaitu "Ranah nan Data" (Tanah yang Datar). argumen ini muncul karena corak budaya masyarakat natal tidak begitu berbeda dengan corak budaya masyarakat Minangkabau. bahkan sebahagian cerita yang berkembang oleh tetua-tetua natal bahwa daerah ini ditemukan oleh keturunan-keturunan raja Minangkabau yang ingin memperluas daerah kerjaan mereka. dari fakta alam, keadaan natal memang luas dengan dataran. sejalan dengan waktu ungkapan Ranah nan Data ini lama kelamaan berubah menjadi natal.

selain dari pendapat itu adal lagi pendapat yang menyatakan bahwa nama natal diambil berawal ketika kedatangan tentara Portugis sekitar tahun 1942 - 1948 untuk pertama kalinya yang bertepatan dengan hari raya kaum kristiani, yaitu hari Natal (25 Desember) dan mereka menamakan daerah itu dengan nama Natal. pendapat lainnya lagi adalah pelaut Inggris yang pernah menepi didaerah tersebut mengklaim menemukan natal pada tahun 1762. bekas-bekas tangan pandatang asing memang banyak ditemui di natal, mulai dari benteng-benteng pertahanan, kantor pemerintahan, dan juga bangunan lain.

dalam hal ini nama sejarah natal memang kontroversial. yang jelasnya, sekitar abad ke-8 di daerah sekitar natal telah berdiri kerajaan Ranah Nata dengan salah satu rajanya bernama "Rajo Putieh" (Raja Putih) yang biasa dipanggil dengan sebutan ranah nata. disebut-sebut dia adalah orang Persia yang pertama menyebarkan Islam di tanah natal. juga yang menjadi sebutan umum hingga sekarang ini oleh mayoritas penduduk natal sendiri bahwa nama natal adalah penyederhanaan dari kata ranah nata, sebutan ranah nata adalah identiknya natal. banyak dari organisasi-organisasi masyarakat natal yang berhaluan sosial kedaerahan sering mempergunakan kata ranah nata untuk nama daearah tersebut.

Budaya dan Keagamaan
pada umumnya adat istiadat natal hampir tidak berbeda dengan adat istiadat Minangkabau, baik dari segi bahasa maupun tradisi. mayoritas masyarakat natal mempunyai suku / etnis Pesisir, yang menganut Islam. garis keturunan pada dasarnya menurut sistim ibu (matrilineal), sebahagian juga ada yang memakai garis keturunan ayah (patrilineal). keadaan penduduk natal sekarang ini telah bertambah dengan kehadiran para penduduk pendatang terutama dari daerah-daerah sekitar natal. natal sekarang pun telah dipecah menjadi beberapa beberapa kecamatan-kecamatan tersendiri dengan nama tersendiri pula, selain itu natal juga telah menjadi salah satu daerah transimigran pemerintah. hal ini pada akhirnya jelas akan menurunkan atau memperkabur identitas natal yang sesungguhnya.

Penghidupan Masyarakat
masyarakat natal mempunyai penghidupan / mata pencaharian yang beragam. karena keindahan alam, sebahagian masyarakat memanfaatkan kemolekan alamnya tersebut untuk menarik penghasilan dari pengunjung dengan mendirikan cafe-cafe / tempat rekreasi yang nyaman, pengunjung-pengunjung tersebut kebanyakan berasal dari daerah-daerah sekitar natal. sebahagian masyarakat juga berprofesi sebagai petani dan nelayan. keadaan masyarakat natal sekarang ini memang masih dalam tahap prasejahtera, kekayaan-kekayaan alam natal masih belum tergali dan terupayakan maksimal. program-program pemerintah juga tidak terlalu dapat dirasakan masyarakat. berabad tahun sudah usia natal, masyarakatnya menggantungkan hidup pada alamnya yang subur dan kaya.**

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Share this article :

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Tak dapat di pungkiri lagi bahwa memang ranah nata berasal dari tanah beradat tinggi yaitu ranah minangkabau....
Tak satu pun alasannya ranah nata dikatakan berasal dari mandailing apalagi batak...
Dan sama hal nya seperti pesisir timur yg berasal dari tanah yg beradaat tinggi jua yaitu melayu...

Salam, budak melayu deli

Posting Komentar