Kerajaan Natal

Berdirilah kerajaan besar di bibir pantai Pulau Sumatera yang dipimpin oleh Raja Tuanku Besar Datuk Imam. beliau adalah seorang pangeran dari kerajaan yang bernama Ujung Gading (sekarang di Kabupaten Pasaman propinsi sumatera barat). pengembaraan Datuk Imam meninggalkan kerajaan pimpinannya dengan maksud mencari dan menemukan daerah baru telah berhasil mendirikan sebuah kerajaan besar dengan wilayah yang cukup luas di pesisir barat pulau sumatera yang diberi nama Ranah Nan Data (kelak berubah menjadi Ranah Nata, dan karena kedatangan para saudagar-saudagar asing hingga akhirnya berganti menjadi Natal). Pengembaraan ini adalah tawaran dari pangeran Indra Sutan, seorang pangeran muda dari kerajaan Pagaruyung (di sumatera barat) yang juga tengah mencari daerah baru untuk dijadikan kerajaan.

Pangeran Indra Sutan dan Datuk Imam telah menjadi sahabat karib dalam pengembaraan dan pencarian mereka akan daerah baru tersebut hingga akhirnya mereka menemukan dataran luas yang cocok untuk dijadikan sebuah wilayah kerajaan. setelah menemukan dan mulai mendirikan sebuah perkampungan, pangeran Indra Sutan terus menyusuri wilayah sekitarnya ke arah hulu sungai hingga wilayah kerajaan menjadi bertambah luas. kemudian pangeran Indra Sutan berniat untuk mendirikan lagi sebuah kerajaan baru di wilayah hulu kerajaan Natal yang diberi nama Kerajaan Lingga Bayu. sejak mendirikan dan memimpin kerajaan Lingga Bayu, pangeran Indra Sutan dan Datuk Imam membagi wilayah yang telah mereka kuasai itu menjadi dua bagian untuk dipimpin oleh masing-masing mereka sebagai rajanya.

luas wilayah kekuasaan kerajaan natal pada mulanya meliputi 304.010 ha. di sebelah timur berbatasan dengan Muara Sipongi, Hutanopan (Kotanopan) dan Panyabungan. sebelah barat berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasaman (Sumatera Barat). dan sebelah utara berbatasan dengan Sibolga (sekarang Kotamadya Sibolga).

Setelah kerajaan Ranah Nata di 'mekarkan' menjadi dua kerajaan, yaitu kerajaan Natal dan Kerajaan Lingga Bayu, dan juga karena kehadiran pihak kolonial Belanda yang terus menciutkan wilayah kerajaan natal. disebutkan bahwa wilayah kerajaan natal bersepadan di sebelah timur dengan Muaro (muara) Sungai Batang Natal hingga ke Muaro Selayan (sekarang di Kelurahan Tapus, dan sekarang telah menjadi bagian dari wilayah kecamatan Lingga Bayu), sebelah utara berbatasan dengan Batang Panggautan (sebuah desa yg masih termasuk dalam kecamatan natal sekarang ini, berjarak sekitar tiga kilometer dari natal), sebelah selatan berbatasan dengan Batang Sinunukan (sekarang di Kecamatan Sinunukan), sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia di pinggir pantai barat Sumatera yang termasuk dalam propinsi Sumatera Utara.

Tuanku Besar Datuk Imam menetap dan memimpin kerajaan natal hingga akhir hayatnya. ia mangkat di Natal. belasan keturunannya-keturunannya meneruskan serta memimpin kerajaan natal hingga pada tahun 1947 saat terbentuknya Dewan Negeri yang menghapuskan daerah "Swatantra" atau daerah-daerah yang mengatur dirinya sendiri.

dalam perkembangannya, kerajaan natal yang telah menjadi pusat perdagangan di pesisr barat sumatera utara yang telah disinggahi oleh saudagar-saudagar dari Cina, Arab, Portugis, India, kolonial Belanda, Aceh, Makasar, Jawa dan sebagainya. perdagangan itu pada umumnya dilakukan dengan sistim barter (tukar-menukar). hasil bumi penduduk ditukar dengan barang impor yang dibawa para saudagar seperti besi, kain, candu dan lainnya.

antara raja-raja di kerajaan natal dengan pihak kolonialis sering berakhir dengan bentrokan besar, sikap pemerintah kolonial yang tidak selalu bersahabat menjadi penyabab utama, yang pada akhirnya raja terguling ataupun diasingkan ke daerah lain dan tidak dapat lagi kembali ke kerajaannya, bahkan juga banyak yang tewas dalam pembuangannya.

pada tahun 1841, pemerintah kolonial belanda menciptakan residensi Tapanuli Selatan dengan ibukotanya Sibolga. ketika itu belum ditetapkan apakah natal termasuk dalam residensi tapanuli selatan atau residensi Padang. pada tahun 1843 barulah diputuskan bahwa natal masuk dalam residensi tapanuli selatan oleh Gubernur Hindia Belanda yang berkedudukan di Padang Sumatera Barat.

dalam posisinya sebagai pusat jalur perdagangan, adat budaya kerajaan natal sedikit banyaknya juga dipengaruhi oleh adat budaya asing. hal itu dapat terlihat dari beberapa jenis tarian natal yang dipengaruhi oleh budaya minang, melayu dan mandailing. pakaian penarinya pun mendapat pengaruh dari budaya Cina, dan Portugis. namun dalam prinsip keyakinan, masyarakat natal mayoritas memeluk agama Islam.

13 RAJA-RAJA YANG MEMIMPIN KERAJAAN NATAL :

  • Tuanku Besar Datuk Imam ; tuanku besar Datuk Imam mempunyai empat orang saudara perempuan. dua orang diantaranya bernama Puti Ratiah dan Puti Rani. (puti artinya adalah putri, panggilan untuk putri keluarga bangsawan).
  •  
  • Tuanku Besar Datuk Basa Nan Tuo ; adalah putra dari puti Ratiah yang diangkat menjadi Tuanku Besar (Raja) Natal ke-2 menggantikan pamannya, Tuanku Besar Datuk Imam. tuanku besar datuk basa nan tuo menikah dengan puti Baruaci, cucu kemenakan dari tuanku besar datuk Bandaro, raja ke-2 dari kerajaan Lingga Bayu, yang juga kemenakan tuanku besar Rajo Putih. dimasa pemerintahan tuanku besar datuk basa nan tuo, pusat kerajaan natal dipindahkan ke Kampung Bukit yang letaknya jauh dari pantai.

  • Tuanku Besar Datuk Basa Nan Mudo ; adalah saudara tuanku besar datuk basa nan tuo.
  •  
  • Tuanku Besar Tama Musi, bergelar Tuanku Nan Kusuik ; adalah saudara sepupu dari tuanku besar datuk basa nan mudo.
  •  
  • Tuanku Besar Sutan Sailan ; puti Rani mempunyai putri bernama puti Tuo, puti tuo mempunyai tiga orang anak, Puti Tune, Puti Rumbuk dan Sutan Sailan, puti tune mempunyai putri bernama Puti Nan Kalam.

  • Tuanku Besar Sutan Gembok ; adalah anak dari Puti Nan Kalam atau cucu Puti Tune. jadi Tuanku Besar Sutan Gembok adalah keturunan ke-5 dari tuanku besar datuk imam. karena tuaku besar sutan gembok lebih tertarik pada masalah keagamaan, ia menduduki tahta kerajaan hanya selama enam bulan untuk kemudian diserahkan kepada adiknya.

  • Tuanku Besar Si Intan ; adalah adik dari tuanku besar sutan gembok. pada masa pemerintahan tuanku si intan inilah perahu-perahu layar bangsa Portugis mulai singgah di Pelabuhan Natal untuk mencari lada dan emas. tuanku besar si intan mempunyai dua orang isteri, yaitu Putri Nai Mangatas dan Uci Siti. putri nai mangatas berasal dari kerajaan dari kerajaan Pidoli Lombang, sebuah kerajaan di daerah Mandailing. setelah kawin, namanya diganti menjadi Puti Junjung. ia melahirkan seorang putra bernama Sutan Mohammad Natal. sedangkan Uci Siti berasal dari jambua Aceh. Jambua adalah kelompok masyarakat atau suku tertentu diluar kerabat diraja yang menempati salah satu kampung di natal. masyarakatnya dipimpin oleh seorang datuk. misalnya, jambua Aceh untuk kelompok suku Aceh dipimpin oleh datuk Aceh. Jambua Rao dipimpin oleh datuk Rao. pada 22 Mei 1823, tuanku besar si intan mangkat.
  •  
  • Setelah mangkatnya Tuanku Besar Si Intan, putranya Sutan Mohammad Natal yang ketika itu masih kecil sehingga belum dapat menjalankan pemerintahan. oleh sebab itu ibunya, puti junjung diangkat sebagai wali yang memegang tampuk kekuasaan memerintah kerajaan natal. kemudian puti junjung menikah lagi dengan Sutan Salim. sutan salim selalu menyusahkan Belanda, sehingga ia tidak disukai pemerintah belanda. sutan salim ditangkap dan dibuang ke Cianjur. sutan salim tidak pernah kembali ke natal, ia meninggal dalam pembuangan.
  •  
  • Tuanku Besar Sutan Mohammad Natal ; adalah putra dari Tuanku Besar Si Intan, pada masa pemerintahan sutan mohammad natal, daerah kekuasaannya diciutkan oleh Belanda yang mulai menancapkan kekuasaannya di wilayah Sumatera, termasuk Minangkabau. karena sutan mohammad natal sering bentrok dengan Belanda, ia bernasib sama dengan ayah tirinya, dibuang ke Sibolga. sejak itu, tamatlah riwayat tuanku-tuanku besar di natal yang bebas dari pengaruh Belanda. kemudian Belanda membagi kerajaan natal menjadi tiga daerah yang masing-masing dikepalai oleh seorang Kuria yang diangkat oleh Belanda, ditempatkan di Nata, Singkuang dan Batahan. kepala kuria yang pertama di natal bernama Datuk Mohammad Saleh. ia adalah datuk suku minangkabau atau datuk jambua minangkabau.

  • Tuanku Besar Rajo Hidayat ; adalah putra Puti Junjung dengan Sutan Sailan.
  •  
  • Tuanku Besar Mohammad Saleh.
  •  
  • Tuanku Besar Sutan Marah Ahmad ; diangkat pemerintah Belanda berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Hindia Belanda yang waktu itu berkedudukan di Padang. pada masa itu daerah kerajaan natal semakin diciutkan lagi oleh Belanda.
  •  
  • Tuanku Besar Sutan Sridewa ; adalah suami puti Siti Zahara yang masih kemenakan Tuanku Besar Sutan Marah Ahmad. Tuanku besar sutan sridewa adalah raja natal yang terakhir di zaman kolonial hingga terbentuklah Dewan Negeri yang menghapuskan daerah Swatantra.

*Dari garis keturunan Tuanku Besar Si Intan, kelak lahir dua putra Indonesia yang menjadi tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. mereka bernama Sutan Sjahrir dan Sutan Takdir Alisjahbana*

Sutan Kabidun, putra Tuanku Besar Si Intan dengan Puti Uci Siti pada waktu perang Padri (1821 - 1837), menikah dengan Puti Loni yang berasal dari kerajaan kecil Batu Mundam yang berkedudukan di dekat perbatasan Sibolga. puti loni adalah putri raja Pagaran Batu di Batu Mundam. ketika Tuanku Besar Si Intan masih hidup, Sutan Kabidun memerintah daerah Tabayong sampai ke Batu Mundam. dari perkawinannya dengan puti loni, sutan kabidun memperoleh empat anak bernama: Marah Palangai, Marah Darek, Puti Johar Maligan, dan Puti Malelo (Puti Lelo).

Puti Johar Maligan menikah dengan Sutan Sulaiman, mereka memperoleh seorang putri yang bernama Puti Siti Rabi'ah. puti siti rabi'ah menikah dengan Mangarajo Sutan yang waktu itu bekerja sebagai Kepala Jaksa di Medan. mereka dikaruniai tujuh orang anak. salah seorang anaknya diberi nama Sutan Sjahrir yang kelak menjadi Perdana Menteri indonesia pertama.

Puti Malelo (Lelo) adalah putri bungsu Sutan Kabidun yang menikah dengan Sutan Mohammad Zahab, saudara sepupunya sendiri, Puti Lelo dan Sutan Mohammad dikaruniai beberapa orang putra dan putri. salah seorang cucu mereka diberi nama Sutan Takdir Alisjahbana yang dikenal sebagai tokoh Sumpah Pemuda, tokoh Pujangga Baru, Novelis dan Ahli Filsafat.***

Sumber >>

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Share this article :

5 komentar:

shaffra allisyahbana mengatakan...

ASWABAR ..1
TULISAN ANDA SANGAT MENARIK SEHINGGA MEMBUAT SAYA SANGAT TERTARIK DAN INGIN BERGABUNG DENGAN ANDA.
SUDAHKAH ANDA MEMBACA BUKU SEDERHANA :
1. RANAH NATA , NATAL ATAU NATAR ?
2. RIWAYAT NA MANTAK ( NATA,MANDAILING & BATAK ) ?
PENULIS & KOLEKTORNYA ADALAH SHAFF RA ALISYAHBANA
( DATUK MALAKO ). TQ.

Ranata mengatakan...

Waalaikum salam ww. terima kasih atas kehadirannya di blog ini pak Shaff..
disamping kesibukan saya untuk mencari nafkah, saya juga sangat berkeinginan untuk mendapatkan data-data sejarah tentang tanah kelahiran saya serta daerah-daerah disekitarnya.

dengan senang hati dan bangga saya akan menerima niat bapak untuk bergabung pada blog ini, salam..

Ade mengatakan...

Asslm..salam hangat saudaro sakampuong, sy sangat bangga adanya blog yg mengangkat sejarah tentang nata, sedikit banyaknya telah menjawab ke ingin tauan sy ttng tanah kelahiran saya. tapi sedikit penasaran sy dsini tdk adanya dsebut tentang hubungan Sutan Muhammad Natal(yg banyak disebut Multatuli di dlm max Haveler sbgai seorng Raja Natal yg muda dan cerdas)mempunyai hubungan yg sangat erat dgn tokoh yg sangat berpengaruh di Mandailing Sati Nasution ( nama kristen Willem Iskandar)dgr karya ny yg t'kenal Sibulus-bulus si rumbuk-rumbuk, dimana disebutkan Tuanku Natal dan Willem Iskandar adalah cucu langsung dari Sutan Kumala Porang, Raja Pidoli Lombang. Mohon penjelasan dan pencerahannya sanak.

salam dan tarimokasih ^_^

@WTC_Pidoli mengatakan...

Assalamu `alaikum ... Saya Sati Nasution keturunan Raja Tinating Ayah Willem Iskander dari Pidoli Lombang, disini kami ada silsilah revisi thn 1928 satu2nya yg ada Sutan Natal yaitu dari garis Sutan Kumala Bulan Nst Roburan Lombang, apa itu kebetulan nama yg sama saja saya tidak tahu, memang ad beberapa dari raja2 Mandailing dulu yang bergabung menjadi kaum paderi (ulama) mereka itu menanggalkan identitas raja2nya sehingga silsilahnya terputus, mungkin dari sini ad kaitannya. Tentang Willem Iskander tdk ada resmi menyebut ia masuk kristen, yg ad itu laporan resmi dari Belanda, benar ia menikah dgn org Belanda,memang Belanda sengaja membuat itu. namun kepulngannya ke tanah air malah ia membantu pergerakan Islam di Silindung bersama St. Mangasa Pintor Maga dan berusaha merehabilitasi nama Tuanku Rao yg dibusukkan pemerintah Belanda, Belanda sangat gusar, mangasa pintor diberikan schoobbering (peringatan keras) WI hendak di buang ke tambang marmar di Blitar, tetapi krn ia pk nama Ratu, ia akhirnya dibuang ke Belanda, ia sudah tahu tipis kemungkinan utk pulang. Inilah bukti kegagalan Belanda membina WI termasuk mengkristenkannya. Dalam buku Gregat Tuanku Rao ada tertulis. " sangat licik pemerintah Hindia Belanda membusukkan WI, akibatnja orang Mandailing pertjaja saja bahwa WI benar masoek kristen, kasian !. Silakan di baca bukunya (hal 399-403). Kalaulah ia dijadikan Kristen itu utk dijadikan misionaris krn ia cerdas. Tetapi ia malah membantu perjuangan Islam dan Paderi,apakah Paderi mau saja kerja sama dgn misionaris, inilah bukti fitnah keji penjajah. Janga kita telan mentah2 laporan penjajah. Meneybut WI kristen = memenangkan penjajah.

Unknown mengatakan...

Asalamualaikum Wr. Wb. ijin bergabung dan menyimak

Posting Komentar