Islam Berlabuh di Ranah Natal

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari tokoh-tokoh adat Natal dan cuplikan-cuplikan buku berjudul Sejarah Ulama-ulama terkemuka di Sumatera Utara, Agama Islam masuk ke Ranah Natal (Nata) pada abad ke 13 dan kemudian tersebar ke pedalaman Mandailing dan perbatasan Tapanuli Utara. Tokoh Agama Islam pertama di Natal ialah Syekh Abdul Rauf Alias Syekh Abdul Fatah yang dilahirkan di Natal. agama Islam dipelajarinya di Mekkah. konon, sepulangnya dari tanah Mekkah ia memperoleh beberapa kesaktian.

sebenarnya beliau berasal dari padang. luar Padang Panjang di Sumatera Barat. nenek dan bapak beliau dulunya merantau ke Natal kira-kira pada tahun 1213 H atau 1703 M. beliau wafat pada tahun 1283 H atau di tahun 1863 M. ketika nenek dan ayahnya datang pertama kali ke Natal, disana sudah banyak orang yang beragama Islam, menurut riwayat, Islam masuk ke Natal dari Aceh dan Pariaman. pendidikan dasar Islam diperoleh Syekh Abdul Fatah dari orang tuanya yang kemudian diperdalam lagi di Rao dan Bonjol bersama dengan Tuanku Imam Bonjol. pada masa Perang Padri, beliau dicurigai oleh penguasa Belanda di Padang. ia lalu ditangkap dan dipenjarakan, pada suatu malam hujan turun sangat lebat yang membuat kota Padang terendam banjir. keadaan menjadi sangat gawat dan mencekam. lalu ada seorang pembesar Belanda yang percaya bahwa Syekh Abdul Fatah yang ditangkap itu tidak bersalah. kemudian Syekh Abdul Fatah dibebaskan dari penjara, lalu seketika itu juga hujan berhenti dan banjir pun berangsur surut. dan kejadian tersebut telah menambah rasa hormat masyarakat terhadap Syekh Abdul Fatah.

sekembalinya ke Natal dari penjara oleh penguasa Belanda di Padang, dengan giat ia mengembangkan agama Islam. kemudian ia mendirikan surau. sampai sekarang surau tersebut masih ada dan dikenal sebagai Surau Tambak Natal yang menjadi pusat pengembangan Islam di Natal. di dalam surau tersebut disimpan beberapa kitab karya Syekh Abdul Fatah yang ditulis rapi dan teratur. diantaranya terdapat kitab Tafsir, Fiqih dan kitab-kitab lain. sayangnya, kitab-kitab tersebut kini tidak terpelihara. konon, sebagian besar telah dibakar, karena sulit merawatnya. beberapa dari kitab-kitab karangan beliau seperti Tafakur Ragibin, Perihal Fiqih dan Tasauf ditulis dalam bahasa Melayu dan dicetak di Singapura.

setelah beberapa tahun mengajar di Natal, beliau pergi ke Mekkah menunaikan ibadah haji. sekembalinya di Natal, beliau menjadi tokoh agama terkemuka. Surau Tambak menjadi pusat pendidikan agama Islam di Natal, apalagi setelah murid-murid di sekitar Natal terus berdatangan.

syekh Abdul Rauf alias Syek Abdul Fatah meninggal dalam usia 70 tahun. lalu tugas-tugas beliau diteruskan oleh seorang muridnya yang bernama Baleo Natal yang cukup dikenal oleh masyarakat Islam setempat. beliau dimakamkan di Bukit Simungkuk, di kaki Bukit Bendera, lebih kurang setengah kilometer dari kota Natal. murid-murid beliau yang cukup terkenal di Natal diantaranya ialah Syekh Abdul Fatah Pagaran Sigata (1809-1900), syekh Abdul Malik Baleo Nata (1825-1910), Mohammad Rawi gelar Abdul Hamid (orang tua Haji Hasan Basri, pembawa paham pembaharuan di Natal).

dari Natal inilah agama Islam mulai berkembang ke daerah-daerah Mandailing, Sipirok, Angkola, Sibolga dan lain-lain. pada tahun 1938 lahirlah Muhammadiah yang didirikan oleh Buya Haji Hasan Basri Abdul Hamid. pengajaran agama Islam dan sistem pangajiannya dilaksanakan oleh Sidi Asram di pengajian Islamiyah Pangkal Jati. sekarang syiar Islam di Natal semakin terpadu. untuk kegiatan generasi mudanya dan sebagai wadah kegiatan Remaja Masjid, telah didirikan Yayasan Pendidikan Islam Syekh Abdul Fatah, yang terdiri atas TK, TPA, MTs dan Aliyah. hampir seratus persen penduduk asli Natal beragama Islam, kecuali para pendatang.

Syekh Abdul Fatah menjadi ulama pertama yang menyebarkan agama Islam di daerah ini dari tahun 1703. ia kemudian digantikan oleh ulama-ulama lainnya, yaitu Syekh Abdul Malik dan Syekh Ali Tarala. kedua ulam tersebut meneruskan ajaran yang mereka peroleh dari Syekh Abdul Fatah, termasuk kesenian bela diri atau Pencak Silat Natal. syekh Abdul Rauf dan syekh Ali Tarala menjadi orang pertama yang menciptakan sistem jurus, langkah dan kiat silat Natal. ilmu dasar silat tersebut diperoleh melalui perantaan sebuah mimpi keramat yang pernah dialami oleh syekh Abdul Rauf.

pada suatu ketika, syekh Abdul Rauf mengutus muridnya untuk menyiarkan dakwa Islam ke Sipirok dan sekitarnya. dengan berbekal ilmu agama dan ilmu seni bela diri silat natal, mereka pergi dengan menunggang kuda. kedatangan mereka di Sipirok tidak diterima oleh masyarakat, karena pada saat itu penduduk Sipirok masih menganut aliran Animisme. ketika itulah silat natal diuji oleh masyarakat Sipirok yang bersenjatakan panah, kampak, palu pedang dan tombak. yang pada saat itu Syekh Abdul Rauf sedang shalat Ashar. terpaksa Syekh Ali melawan musuh-musuhnya dengan tangan kosong seorang diri. ketika musuh-musuh mereka melewati jembatan papan untuk melarikan diri, tiba-tiba jembatan tersebut ambruk hingga semuanya jatuh ke dalam sungai, syekh Abdul Rauf dan syekh Ali selamat dari serangan itu. mereka lalu meneruskan perjalanan dengan menunggang kuda. menurut cerita, kedua Pendekar Natal itu pernah pula menggabungkan diri dalam Perang Padri di Silungkang.

pada tahun 1863, syekh Abdul Rauf meninggal dunia. ia meninggalkan nama harum di Natal. penduduk Natal percaya benar akan kesaktiannya. sebagai penggantinya ditunjuklah Syekh Abdul Malik Baleo yang baru berusia 38 tahun. sedangkan syekh Ali Tarala, pendamping setia syekh Abdul Rauf, mendirikan sebuah gelanggang silat natal di Taluk Mambang. dari tempat inilah bermunculan pendekar-pendekar silat natal yang terkenal hingga ke semenanjung Malaya (Malaysia).

tidak lama setelah syekh Abdul Rauf meninggal, syekh Ali Taralah mengalami peristiwa yang menyedihkan. beliau dikalahkan oleh ilmu hitam / sihir. konon, ada seorang pemuda tak dikenal ingin menguji kesaktian syekh Ali Tarala sebelum berguru kepadanya. rupanya ilmu hitam pemuda tersebut dapat mengelabui jurus, langkah dan kiat silat natal. sehingga syekh Ali Tarala dapat dikalahkan. ia tewas di tangan calon muridnya. beliau dimakamkan di Taluk Mambang berdampingan dengan makam syekh Malim Kayo (orang Tionghoa) yang juga seorang penyebar agama Islam di Tapanuli Selatan. sedangkan syekh Abdul Malik Baleo wafat di Natal pada tahun 1320 H. (1910 M.) **

Sumber >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar