Tari-tarian Ranah Nata

TARI BUNGKUI
Tari Bungkui ini dapat diartikan sebagai perundingan Kecek-Kecek di Aie. (tahapan pranikah) tatkala perutusan laki-laki menghubungi ninik mamak / orang tua seorang gadis untuk meminta gadis tersebut agar dapat diperistri oleh anak / kemenakan pihak laki-laki. Tari Bungkui ini dilakukan oleh dua orang dengan gerak gerik, langkah sending menyending seolah-olah ajuk mengajuk. kadang sama-sama maju dan kadang sama-sama mundur, berarti bahwa sifat perundingan Kecek-Kecek di Aie tidak selalu mulus. bisa saja perundingan gagal mencapai persetujuan.

TARI BARAMPEK
Tari Barampek ini semacam Tende Manende dan Manganta Tando atau dengan kata lain, saat pinang meminang. pada Tari Barampek ninik mamak kedua belah pihak telah setuju dengan peminangan anak / kemenakan masing-masing. itulah sebabnya Tari Barampek ditarikan oleh empat orang. pada gerak langkah dan ayunan tangan penari menyimpulkan gaya Gayung Basambut, Kato Bajawab yang berarti kedua belah pihak telah mencapai persetujuan untuk melangsungkan pertunangan. 

TARI SALAPAN
Tari Salapan berasal dari luar dan merupakan perpaduan budaya yang sudah disaring dan larut dengan budaya asli daerah serta kehidupan dan adat istiadat Natal. tari ini melambangkan persatuan menuntut kesungguhan dan kerjasama yang serasi. kehidupan keluarga yang tidak selalu berjalan mulus terlihat dalam gerak gerik dalam tari ini.

gerakan-gerakan penari manggambarkan kehidupan keluarga dan masyarakat, dimana pada gerakan menjalin tali dan membukanya kembali melambangkan bahwa keluarga menjalin beberapa hal dalam hidup. pada gerakan membuka tali menujukkan, betapapun beratnya permasalahan dalam liku-liku kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara akan dapat diselesaikan dengan baik, jika ada kesatuan, kebersamaan dan kegotong-royongan yang tertanam dalam hati nurani semua pihak. masyarakat adil dan makmur tidaklah sulit dicapai selama persatuan dan kesatuan tertanam dalam batin keluarga dan masyarakat. seperti disebut dalam pepatah khas Natal yaitu Indak ado kusuik nan indak tasalasaikan (tidak ada kusut yang tidak bisa terselesaikan).

betapapun beratnya masalah dalam kehidupan yang dihadapi, pasti akan dapat diatasi selama niat untuk menyelesaikannya ada pada masing-masing pihak.

kata pepatah lain yang sangat sesuai dalam menggambarkan Tari Salapan adalah sebagai berikut :
Barek samo dipikua (berat sama dipikul)
Ringan samo dijinjiang (ringan sama dijinjing)
Duduak seorang basampik-sampiek (duduk sendiri bersempit-sempit)
Duduk banyak balapang-lapang (duduk banyak berlapang-lapang).

TARI SALENDANG
Tari Salendang ditarikan oleh dua orang yang menggambarkan dua orang suami istri yaitu Marapulai dan Anak Daro.

TARI PAYUNG
Tari Payung  ditarikan oleh dua orang penari. biasanya, penarinya terdiri dari dua orang laki-laki. (Dewasa ini Tari Payung ditarikan juga oleh sepang perempuan dan laki-laki). Tari Payung menggambarkan dua orang suami istri, yaitu Marapulai dan Anak Daro, sedangkan arti dan maknanya hampir sama dengan Tari Salendang.

perbedaannya terletak pada cara memegang payung yang ditarik dan digerakkan, kemudian melindungi kepala pasangan penari. yang memegang payung adalah sang suami, sedangkan yang dilindungi adala seorang istri (marapulai dan anak daro). sang isteri menari dengan menyandang sehelai selendang. ini juga berarti bahwa sang suami bertanggung jawab sebagai pelindung istrinya dari segala rintangan untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang sejahtera dan bahagia.

Tari-tarian ini sering di pergelarkan pada upacara pernikahan Natal.**

Sumber >>

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar