Sutan Mohammad Amin

Sebuah pepatah menyebutkan, Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading. Sedangkan manusia mati meninggalkan nama. Biasanya orang yang terkenal bila telah meninggal dunia akan meninggalkan nama harum yang akan dikenang sepanjang masa...

SUTAN MOHAMMAD AMIN
Tokoh ini adalah seorang yang gigih menentang kebengisan dan kesewenang-wenangan pemerintah kolonial Belanda dan ia beberapa kali dipaksa meninggalkan Natal dan dibuang ke Bengkulu sekitar tahun 1830. Mekkah adalah tanah pertama tempat pembuangannya. Ayah beliau bernama Sutan Sambah Alam Sutan Marahimpun yang memerintah kerajaan Lingga Bayu dan ibunya bernama Siti Beno.

Setelah lebih dari lima tahun di Mekkah, Sutan Mohammad Amin kembali dari pembuangannya dan pulang ke tanah kelahirannya di Natal. Kehadiran dan pengaruhnya terhadap rakyat mencemaskan Belanda, sehingga Belanda menyatakan Natal tertutup baginya. Beliau lalu di bawa ke Padang dengan dalih hendak diadili. Setibanya di Padang, bukan pengadilan yang menantinya, tetapi beliau ditawarkan jabatan sebagai Jaksa yang merupakan sebuah siasat Belanda untuk menjinakkan sikap Sutan Mohammad Amin. Tawaran tersebut terpaksa diterimanya karena ia tidak bias kembali ke lagi Natal.

Sambil menjadi Jaksa, diam-diam Sutan Muhammad Amin tetap melakukan kegiatan rahasia. Ketika kedoknya terbuka, ia di buang oleh Belanda ke Bengkulu. Disana ia bertemu dengan Pangeran Sentot Alibasjah Prawirodirdjo, seorang bangsawan Jawa yang pernah menjadi tangan kanan Pangeran Diponegoro yang sedang menjalani pengasingan di Bengkulu. Antara Pangeran Sentot Alibasjah dan Sutan Mohammad Amin terjalin persahabatan yang erat. Hubungan tersebut semakin erat setelah Sutan Mohammad Amin memperisteri Raden Ayu Siti Hawa, adik ipar Pangeran Sentot Alibasjah Prawirodirdjo, seorang bangsawan yang berasal dari keratin Yogyakarta. Pada silsilah diraja kraton Yogyakarta yang berjudul Surat Asal-Usul Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Prabu Brawidjaja Ing Majapahit/Pungkaran, yang ditandatangani oleh Regen Kulonprogo, Kanjeng Raden Tumenggung Pringgodininggrat, tertanggal 28 September 1952, dicantumkan ibunya bernama Raden Ayu Siti Rasinah, sedangkan ayahnya bernama Sutan Mohammad Siddik yang berasal dari Muko-muko (daerah ini dulu termasuk kerajaan Minangkabau).

Dari perkawinannya dengan Raden Ayu Siti Hawa, Sutan Mohammad Amin memperoleh beberapa orang putra. Salah seorang putranya bernama Sutan Muhammad Zahab. Sebelum dibuang ke Bengkulu, sebenarnya Sutan Muhammad Amin telah mempunyai seorang isteri di Natal. Dari isteri pertamanya ia memperoleh tiga orang anak, yaitu Haji SUtan Muhammad Ya’kub, Puti Daraini dan Puti Saripadang.

SUTAN MOHAMMAD ZAHAB
Sama seperti ayahnya, Sutan Mohammad Amin, Pangeran Sutan Mohammad Zahab mendapat pendidikan di Mekkah selama beberapa tahun. Setelah pulang dari Mekkah, beliau menetap di Bengkulu. Sepanjang hidupnya, beliau dikenal sebagai ulama bahkan dijuluki sebagai ulama besar yang cukup terpandang di Bengkulu. Banyak orang yang datang dari jauh untuk menjadi muridnya. Beliau juga mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain mampu menyembuhkan penyakit dan membantu mencegah kesulitan yang sedang dihadapi seseorang. Setelah wafat, makamnya masih sering diziarahi oleh pengikut-pengikutnya yang datang bukan saja dari Bengkulu, tetapi ada juga yang datang dari luar Sumatera. Biasanya mereka meninggalkan uang perak atau logam di makam tersebut yang diselipkan di pasir putih yang terdapat diatas makam.

Sutan Mohammad Zahab memperisteri Puti Malelo, saudara sepupunya sendiri yang berasal dari Natal. Puti Malelo adalah adik Puti Johar Maligan. Dari perkawinannya ini, Sutan Mohammad Zahab memperoleh beberapa orang anak diantaranya bernama Sutan Alisjahbana dengan Gelar Sutan Arbi.

Selain dengan Puti Malelo, Sutan Mohammad Zahab juga mempunyai isteri lain yang bernama Raden Ayu Raliyan yang masih mempunyai hubungan kerabat dengan Pangeran Sentot Alibasjah Prawirodirdjo. Raden Ayu Raliyan adalah turunan langsung dari penembahan Wiria Cakraninggrat turut menetap di Bengkulu. Ia dilindungi oleh Inggris yang waktu itu sedang berselisih dengan belanda.**

Sumber >>


Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar