Berinai

Berinai selain untuk memperindah diri, juga merupakan hal yang sangat menarik dan merupakan kebanggaan bagi mereka yang baru menikah. upacara perkawinan yang berlangsung sehari semalam disebut sahari duduk sahari bainai, yang berarti “malam berinai”, merupakan malam terakhir. jika upacara pernikahan tersebut berlangsung dua hari dua malam keatas, maka malam pertama dirumah anak daro merupakan malam bernai, sedangkan malam terakhir tergantung pada beberapa hari alek tersebut berlangsung. pada alek yang berlangsung sehari semalam, marapulai berinai di rumahnya sendiri. inainya diantar oleh perutusan pihak perempuan. pada alek dua hari dua malam, marapulai berinai di rumah anak daro dengan upacara terpisah. inia adat terhadap marapulai yang dilaksanakan di ruang muka dilakukan oleh tujuh wanita. setiap kuku diinai oleh perempuan yang berbeda. tidak menjadi soal apakah kuku yang diinai menjadi merah atau tidak, sebab penginaian akan dilakukan kembali oleh wanita lain.  setelah ketujuh jari maapulai diinai, tangan marapulai dicuci dengan air kelapa muda. upacara ini merupakan upacara pendahuluan terhadap marapulai, dimana talapak tangan marapulai diinai dengan hiasan seperti saok kabuk dan lain-lainnya.

kemudian pinggir telapak kaki diinai pula dengan lukisan semut beriring. setelah marapulai selesai diiniai, kini giliran anak daro diinai dengan cara yang sama yang dilakukan di ruang dalam.

menjelang pagi hari, lagu-lagu arak inai dan dendang anak inai dinyanyikan oleh rombongan kesenian daerah yang terdiri dari anak muda diiringi dengan pukulan gendang dan alunan biola yang merupakan suatu pengumuman bahwa mereka telah menjadi pengantin baru yang sudah disahkan oleh pernikahan yang resmi. walaupun sudah berlangsung beberapa minggu, mereka masih tampak sebagai pengantin baru. karena inainya masih jelas kelihatan. itu juga sebabnya mengapa seorang laki-laki yang akan menikah harus mempunyai cukup uang agar tidak langsung bekerja setelah menikah. di zaman dulu, mungkin juga sekarang, pengantin laki-laki yang baru menikah harus beristirahat agak lama. oran tua marapulai pun akan merasa malu jika mempelai harus langsung bekerja mencari nafkah setelah menikah. kepada mereka semestinya diberikan waktu untuk bersenang-senang (berbulan madu).**

dalam tahap selanjutnya pada tahapan pernikahan Natal adalah :

BASANDING DUO
pada perayaan malam pertama, di rumah anak daro ditampilkan berbagai kesenian daerah berupa pertunjuka tari seperti tari bungkui (sapu tangan), tari barampek (tari berempat), tari salapan (tari delapan), tari salendang, tari payung dan lain-lainnya.

setelah pertunjukan tari-tarian dan dendang berakhir, tiba pulalah saatnya memasuki upacara adat basandiang duo. basanding duo disebut juga sebagai nikah adat. sepintas lalu, kelihatan seperti ada pertentangan antara aturan-aturan agama islam dengan adat istiadat perkawinan Natal dalam upacara adat basandiang duo ini, tetapi sebenarnya keduanya merupakan kesatuan yang utuh. untuk menjelaskan bagaimana kuatnya kedua syariat perkawinan ini dapat disimak dalam pepatah dibawah ini :

kesudahan dunia ke akhirat
kesudahan adat ke balairung
syarak kaganti nyawo (syarak berganti nyawa)
adat kaganti tubuh (adat berganti tubuh).

tasindorong jajak manurun
tatukik jajak mandaki
adat jo syarak kok tasusu (adat dan syarak jika bersatu)
bumi sanang padi manjadi (bumi senang, padi pun bagus hasilnya).

dari pepatah ini jelas terlihat keserasian antara adat perkawinan Natal dan agama Islam. pada perkawinan yang berlangsung sehari semalam, basandiang duo diadakan pada malam pertama yang juga malam terakhir. jika baralek dua hari dua malam, pelaksanaan basandiang duo jatuh pada malam ke dua yang juga merupakan malam terakhir. untuk pesta perkawinan yang berlangsung tiga hari tiga malam atau lebih, pelaksanaan basandiang duo tidak dilakukan dimalam terakhir, tetapi tetap dilakukan pada malam kedua juga. pelaksanaan basandiang duo ini harus dilakukan sesudah akad nikah secara agama.

acara basandiang duo dapat dilakukan beberapa kali. jika masih ada waktu, pada malam pelaksanaan basandiang duo ditampilkan pertunjukan kesenian seperti tari-tarian dan seni dendang khas daerah yang digelar di muka rumah anak daro.

ketika marapulai akan dibawa oleh pengasuh ke tempat pelaminan yang sudah dipersiapkan di ruang muka, lagu dendang badamping mulai dinyanyikan. lagu dendang badamping ini merupakan lagu pengantar ketika marapulai berjalan untuk berdampingan dengan anak daro yang sudah terlebih dahulu duduk di pelaminan. inilah beberapa pantun lagu dendang badamping : 

limo purut diganggam ampek
siso balimo kalamari
pasang surut muaro tompek
jawek haluan biduk kami.

 pucuk aru mati dilolong
putuih manembak tangah hari
biduk masuk, kapa tadorong
nangkodo sudah jua bali. 

setelah lagu dendang badamping berakhir, pengasuh segera membawa marapulai berjalan menuju pelaminan melalui bentangan kain jajakan yang terdiri dari kain candai atau selendang banang ame untuk duduk berdampingan dengan anak daro. upacara adat ini mengandung arti agar marapulai yang akan menjadi raja rumah tangga senantiasa berada di jalan yang benar dalam kehidupannya.

ketika berjalan diatas kain jajakan menuju pelaminan, marapulai terlebih dahulu menginjak santan yang telah disediakan di tempat khusus yang mempunyai makna agar marapulai bersikap arif dan bijaksana, dapat membedakan antara dedak dan beras sesuai dengan pepatah : kok baik diambik jo mufakat, kok buruk dibuang jo etongan. baru setelah itu pengasuh menuntun marapulai ke pelaminan untuk bersanding duo.

syair-syair dalam lagu dendang badamping ini merupakan hiburan juga merupakan nasehat bagi kedua mempelai dengan nada yang menarik dan meresap ke dalam kalbu. lagu dendang badamping ini disebut juga lagu basiram si mambang dimana para penyanyinya sambil bernyanyi dan berdendang memercikkan minyak wangi kepada kedua mempelai. lagu ini dinyanyikan diiringi alunan biola dan pukulan gendang. beberapa dari pantun basiram si mambang berbunyi : 

merpati tabang mambubung
hinggok di pulau angso duo
alah pueh hati bundo kanduang
anak satu manjadi duo. 

satu lelan satu kulari
kapalonyo gadang kaduonyo
satu bulan satu mentari
samo baimbang cahayonyo.

siantung mudik palimbungan
singgah manyasok bungo marak
sapantun kaso jo bubungan
putuih pangarang mangkonyo rusak. 

babunyi agung dalam tambangan
anak cino bamain api
tingga kampuang tingga halaman
tingga tapian tampek mandi. 

setelah lagu basiram si mambang berakhir, dengan didampingi oleh pengasuh wanita kedua mempelai melakukan upacara timbang sirih dan timbang suok.

pada acara timbang siri, anak daro dan marapulai mempertukarkan kapur sirih mereka masing-masing, sedangkan pada acara timbang suok, anak daro menyuapkan nasi kunyit kepada marapulai yang kemudian dibalas oleh marapulai dengan cara yang sama. setelah acara timbang sirih dan timbang suok ini selesai, berakhirlah seluruh upacara basandiang duo.

pengasuh laki-laki menuntun marapulai dari singgasana pelaminan dan membawanya kembali ke singgasana marapulai di ruang muka. acara kesenian dilanjutkan lagi dengan beberapa lagu, disusul dengan tari-tarian yang bernama tari inai. seorang penari mengajak marapulai menari. sambil memegang tangan marapulai, penari tersebut menggerakkan dan mengayunkan tangan marapulai yang mulai menari mengikuti irama dendang. tari ini merupakan tarian kembar yang sangat menarik, dimana sang penari dan marapulai melakukan gerakan-gerakan yang sama, ke kiri dan ke kanan dalam bentuk yang seiring dan padu.**

Sumber >>

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar